Manfaat Bermain Peran

Bermain peran bagi anak usia dini menjadi kegiatan yang favorit dan sangat baik untuk perkembangan bahasa dan sosial emosionalnya. Bermain peran juga sangat berguna untuk menanamkan karekter, adab, dan aturan bagi anak-anak. Tak jarang anak-anak membawa alat dapur di ruang tamu, pun sebaliknya. Pernah juga anak-anak berkegiatan makan dan minum di kamar tidur pun begitu sebaliknya. Hal semacam inilah yang wajib dan penting untuk diberikan pijakan, arahan dan bimbingan kepada anak-anak. Bimbingan, arahan dan pijakan tersebut berguna untuk menyadarkan bahwa setiap laku kita, harus bermutu serta bertujuan.

Begitupun dengan pemilihan peran bagi anak-anak, menjadikan moment yang seru dan menegangkan. Peran yang selalu menjadi favorit adalah ayah, ibu, dokter, perawat, chef, adik dan kakak. Namun tak jarang dalam memerankan peran yang dipilih anak-anak belum tepat dengan kegiatan yang seharusnya. Dalam memerankan peran, anak sebetulnya masih dalam tahap mengaplikasikan apa yang dia lihat, apa yang dia dengar dan apa yang dia rasakan. Sehingga sangat wajar anak-anak sangat butuh pijakan dalam setiap bermain peran baik secara individu atsupun kelompok. Pijakan tersebut bertujuan untuk memberikan wacana dan informasi tentang bagaimana dan seperti apa berperan yang tepat dengan peran yang dipilihnya. Seperti hari ini ada salah satu anak yang memilih peran menjadi seorang Ibu, tapi perilakunya mirip dengan perilaku seorang anak kecil mungkin lebih tepatnya peran sebagai adik. Saat kami mengajukan pertanyaan kepadanya tentang apa saja tugas seorang Ibu, anak ini bisa mebjawab dengan tepat tentang tugas tersebut, yaitu menjaga anak-anaknya, biasanya memasak dan menyiapkan keperluan anaknya dan ayahnya (baca: suaminya). Dari segi wawasan anak ini sudah mendapat informasi yang tepat namun dari perilaku sehari-hari bisa jadi belum mendapat contoh yang tepat. Yang membuat terhenyak adalah jawabannya ketika kami memastikan dengan peran yang dipilihnya adalah “Ya ndak apalah… keluarganya berantakan, Ibunya kan masih butuh mengurus dirinya sendiri”. Heem… dari hal- hal seperti inilah guru bermain peran mempunyai tugas berat untuk meluruskan pemahamannya. Bahwasannya tugas Ibu adalah menjaga keluarganya yaitu anak-anak dan suaminya. Ketika seorang ibu masih ingin mengurus dirinya sendiri pastikan anak-anaknya dalam kondisi aman dan tidak membutuhkan bantuannya. Selanjutnya adalah tugas utamanya yaitu berbakti kepada suaminya, sehingga perlu memberikan pijakan kepadanya, apakah sudah memenuhi kebutuhan ayahnya (Baca: suaminya) misal saat hendak pergi bekerja, atau saat pagi hari menyiapkan sarapan untuknya dan keperluan yang lainnya.

Secuplik kejadian ini menjadikan tugas berat seorang guru anak usia dini memang bukan kaleng-kaleng. Tugas berat ini akan menjadi titik tolak seorang anak hingga dewasanya kelak. Jika pondasi itu tepat, kuat dan benar, in sya Alloh saat dewasanya akan memetik buah yang pasti ranum, manis dan berkuwalitas. Semoga apapun yang bisa kita wariskan, yang mampu kita tanamkan diusia golden age pada anak usia dini adalah warisan yang mampu kita panen di ysumil ahir, yakni berupa Ilmu yang bermanfaat yang bernilai amal jariah. Sehingga pahalanya akan terus mengalir meski kita sudah tiada. Aamiin-aamiin yaa Robbal Alaamiin. Roemah Inspirasi Bunda Ady syafi Selasa 5 Nov 2019

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×

Buka Hati dengan Pendidikan Tauhid

× Hubungi Kami