Yuk Berqur ’an..! Raihlah Syafaatnya…!!!


Membaca doa sebelum mengaji

Al-quran merupakan suatu karunia yang terbesar untuk umat manusia. Sebuah petunjuk yang langsung bersumber dari sang kholiqul alam. Keutamaannya menjadi yang utama atas segala keutamaan. Hanya dengan membacanya saja dapat menjadi amalan utama, yang bisa menjadi investasi terbesar kita di akherat kelak.
Doa yang biasanya kita baca setelah selesai mengaji alquran, berisi permohonan kepada Allah, berisi tentang inginnya kita mendapat rahmat melalui Alquran. Diujung doa ini terdapat permintaaan agar Alquran menjadi saksi yang meringankan kita dihadapan Allah. Alquran sebagai sebagai kalamullah bias memberi pertolongan atas izin-Nya. Dalam bentuk syafaat bias menjadi perantarauntuk menolong kita ketika kita mempertanggungjawabkan amal kita di hadapan Allah SWT.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam telah bersabda, yang artinya : 
“Bacalah Al-Quran, kelak ia akan datang di Hari Kiamat memberi syafaat kepada para pembacanya.” (HR. Muslim). 
Siapa yang mengamalkan hukum-hukum Al-Quran, ia akan mendapat syafaatnya, seperti dalam hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam, yang lain yang artinya: “Siapa yang membaca Al-Quran, dimana ia membacanya pada waktu shalat di tengah malam dan siang hari, ia menghalalkan halalnya dan mengharamkan haramnya, maka Allah haramkan daging dan darahnya terkena api neraka, dan akan menjadikannya teman pendamping para malaikat yang mulia dan baik, serta pada Hari Kiamat nanti Al-Quran akan menjadi hujjah (pembela) untuknya.” (HR. Thabrani).
Dengan kita beragama bukanlah kita menghafal kumpulan teori yang jika kita menghafalnya akan mencukupi segala kebutuhan ruhiyah kita, tanpa adanya tindak nyata yang melengkapinya. al-Qur’an tidak akan membawa syafa’at jika semua orang hanya membacanya saja dan tidak menghayati serta mengamalkan isi dari al-Qur’an tersebut. Contoh paling tepat untuk menggambarkan kepribadian Qur’ani yaitu Rasulullah Saw. Istri Rasulullah, Aisyah pernah menceritakan indahnya akhlak Nabi, “Akhlak Nabi adalah al-Qur’an dan beliau adalah al-Qur’an yang berjalan di muka bumi.”
Sesungguhnya, nikmat al-Qur’an ibarat seorang musafir di gurun pasir, yang telah bepergian berhari-hari dengan persediaan air yang sudah habis, yang kemudian menemukan sebuah mata air jernih, dingin, dan segar, lalu ia meneguknya dan meminumnya hingga hausnya hilang, maka teguklah dan basahilah dahaga jiwa ini dengan lantunan indah ayat-ayat cinta Ilahi yang diturunkan kepada kita sebagai makhluk paling sempurna yang diberikan akal oleh Allah untuk berpikir dan meresapi dalamnya nikmat Allah yang terkandung dalam Al-Quran.

 “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan (tadabbur) ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shad {38}: 29).

Timbal balik dari hal tersebut adalah ketika kita sudah berinteraksi dengan alquran, tidak hanya sebatas mempelajarai, membaca & menghafal alquran saja. Kesempurnaan itu harus meliputi realisasi aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai  bentuk mencukupi kebutuhan ruhiyah, dengan membaca dan menghafal, dan untuk kebutuhan jasmaniah dengan mengamalkan apa yang ada dalam Alquran. Karena syarat dari syafatnya adalah dengan membaca, menghayati, dan mengamalkan alquran dalam kehidupan kita. Selamat mentadaburi dan mengaplikasikan Al-quran dalam kehidupan kita semoga kita peroleh syafaaatnya. Aamiin yaa rabbal alamiin. Wallahu a’lam bishawab
Oleh: Ni’matul khosyiyah – KB TK Yaa Bunayya Surabaya

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×

Buka Hati dengan Pendidikan Tauhid

× Hubungi Kami